Kata “listrik” berasal dari kata Yunani “elektron”
yang berarti “ambar”. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah
membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik
benda-benda ringan. Perilaku batu ambar seperti ini sekarang dapat dikatakan
bahwa “batu ambar terelektrifikasi atau memperoleh muatan listrik” atau
secara listrik “dimuati”. Proses elektrifikasi ini sekarang kita sebut
sebagai listrik statis, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Untuk
memberi muatan listrik pada benda padat, dapat dilakukan dengan
menggosok-gosokkannya benda tersebut pada benda lain. Jadi, sebuah mobil yang
sedang melaju akan memperoleh muatan listrik akibat geraknya menembus udara
sekelilingnya; selembar kertas akan bermuatan listrik ketika bergerak dalam
mesin cetak. Pada masing-masing kasus di atas sebuah benda menjadi bermuatan listrik
karena proses penggosokan terhadap benda lain dan dikatakan memiliki muatan
listrik total. Sesungguhnya, persinggungan yang rapat saja sudah akan
menimbulkan muatan listrik. Menggosok artinya tidak lain adalah membuat
persinggungan rapat antara permukaan dua benda.
Gambar 1. Proses
elektrifikasi (a) penggosokan (b) sisir menarik benda-benda kecil, (c)
penggaris menarik potongan kertas kecil
Apakah semua muatan listrik sama, atau
mungkinkah ada lebih dari satu jenis muatan? Pada kenyataannya ada dua jenis
muatan listrik berdasar kegiatan empiris, sebagaimana ditunjukkan oleh eksperimen
seperti pada Gambar 2. Sebuah penggaris plastik yang digantungkan dengan tali
dan digosokkan dengan keras pada kain untuk membuatnya bermuatan. Ketika
penggaris ke dua yang juga telah dimuati dengan cara yang sama didekatkan ke
penggaris yang pertama, terlihat bahwa satu penggaris menolak penggaris
plastik yang lainnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 2(a). Dengan cara yang
sama, jika sebuah batang kaca yang telah digosok dan kemudian didekatkan dengan
batang kaca lain yang telah bermuatan kembali menunjukkan adanya gaya
tolak-menolak, seperti Gambar 2(b).
Sebaliknya jika batang kaca yang telah
bermuatan didekatkan dengan penggaris plastik yang juga telah bermuatan
(keduanya dimuatan dengan cara menggosok), maka terlihat bahwa kedua benda saling
tarik-menarik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2(c). Kejadian
menunjukkan bahwa ada perbedaan muatan listrik antara muatan pada plastik dan
muatan yang dibawa oleh kaca, dengan kata lain bahwa ada dua jenis muatan yang
terbentuk pada benda yang digosok. Dari ketiga kejadian sederhana tadi maka
gaya interaksi antara dua benda bermuatan menunjukkan bahwa muatan
sejenis akan tolak-menolak dan sebaliknya muatan
yang tidak sejenis akan saling tarik-menarik.
Seorang negarawan, filsuf, dan ilmuwan
Amerika Benjamin Franklin (1706-1790) mengajukan argument bahwa ketika sejumlah
muatan dihasilkan pada suatu benda dalam satu proses, maka muatan yang
berlawanan dengan jumlah yang sama dihasilkan pada benda yang lainnya. Positif
dan negatif diperlakukan secara aljabar, sehingga pada
setiap proses, perubahan total jumlah muatan yang dihasilkan selalu nol.
Sebagai contoh, ketika penggaris plastik digosok dengan handuk kertas, maka
penggaris plastik mendapatkan muatan negatif sedangkan handuk akan mendapatkan
muatan positif dengan jumlah yang sama. Muatan-muatan tersebut terpisah, tetapi
jumlah keduanya nol. Ini merupakan contoh hukum yang dikenal sebagai hukum
kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa:
“jumlah total
muatan listrik yang dihasilkan pada setiap proses adalah nol”.
Jika suatu benda atau bagian ruang
mendapatkan muatan positif, mala muatan negatif dengan jumlah yang sama akan ditemukan
di daerah sekitarnya atau benda di dekatnya. Tidak pernah ditemukan penyimpangan
dari hukum ini, dan hukum kekekalan ini sama kuatnya seperti hukum kekekalan energi
dan momentum.
(a)
Dua penggaris plastik yang bermuatan saling tolak-menolak
Gambar 2. Muatan yang
tidak sejenis akan tarik-menarik, sedangkan muatan yang sejenis akan
tolak-menolak
Sumber : Buku - Draf Modul Fisika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar